Politik Gimik dan Politik Gagasan
Oleh : Krishna Leander
Dalam pergulatan politik menjelang Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia, kita sering kali disuguhkan dua wajah yang berbeda, Politik Gimik dan Politik Gagasan. Seperti dalam karya-karya sastra yang memandang hidup dengan kedalaman batin, mari kita renungkan perbedaan di antara keduanya.
Dalam panggung politik, Politik Gimik hadir seperti bayangan yang mengejar popularitas. Seperti dedak yang diterpa angin, Politik Gimik melayang tanpa akar yang kuat. Pemimpin yang mengikuti jalan ini lebih cenderung memilih retorika yang menggoda daripada gagasan yang menginspirasi. Mereka membangun citra semu, mengadopsi gaya yang sesaat untuk menarik perhatian, tanpa menengok ke dalam jiwa dan nilai-nilai yang sejati.
Sebaliknya, Politik Gagasan hadir seperti mata air yang tak pernah kering selalu mengalir dari hati yang dalam, Politik Gagasan membangun fondasi pada ide-ide yang membumi. Pemimpin yang memilih jalur ini memilih merangkul pemikiran yang mendalam, mengembangkan visi yang mencerahkan, dan mendedikasikan diri untuk menciptakan perubahan yang bermakna.
Ketika kita menyelami pilpres 2024, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah kita akan memilih pemimpin yang mencari popularitas sesaat, ataukah kita akan mengangkat sosok yang membawa gagasan-gagasan yang mengakar dalam budaya dan nilai-nilai kita?
Dalam goresan pena ini, mari kita renungkan tentang politik gimik yang hanya memancar di permukaan. Ia mengajarkan kita bahwa kehidupan sejati terletak pada kedalaman jiwa, dan begitu pula dalam politik. Pemimpin yang hanya tergiur oleh cahaya sorotan kamera tanpa membawa makna yang mendalam adalah seperti bunga yang cantik tapi tak memberi buah.
Sebaliknya, politik gagasan seperti halaman buku yang penuh dengan cerita. Ia mengajarkan kita untuk melampaui permukaan dan menyelami nilai-nilai yang mengakar dalam budaya kita. Pemimpin yang membawa gagasan-gagasan ini seperti penulis yang menulis kisah masa depan, menciptakan narasi yang mencerahkan dan memberi inspirasi kepada generasi mendatang.
Jadi, dalam perjalanan menuju pemilihan presiden, marilah kita sebagai pemilih bijak. Mari kita hindari terperangkap dalam gemerlap politik gimik yang hanya memperdaya pandangan kita. Sebaliknya, pilihlah pemimpin yang membawa politik gagasan, yang mampu membimbing bangsa ini menuju masa depan yang penuh makna.
"Pemimpin sejati adalah mereka yang membimbing bangsa ke arah cahaya, bukan menuju bayang-bayang."
Dalam politik gimik, kita mungkin mendapat hiburan sejenak, tetapi dalam politik gagasan, kita akan menemukan visi yang mencerahkan dan membimbing kita menuju perubahan yang lebih baik. Sebagai pemilih, kita memiliki kekuatan untuk memilih arah perjalanan politik kita. Mari bersama-sama memilih pemimpin yang tidak hanya mengejar sorotan, tetapi juga membawa kita ke tempat yang lebih tinggi melalui gagasan-gagasan yang mendalam dan bernilai.
No comments:
Post a Comment
Komentar